Jeep Parts and Accessories

Rabu, 17 April 2013

Mencangkok Jantung si Fero




Rencana Pemerintah untuk menaikan harga BBM dari Rp.4.500 menjadi Rp.6.500 pada tahun 2013 ini kiranya  membuat otak ini berfikir ekstra keras untuk bagaimana agar konsumsi BBM si Fero bisa sedikit di kurangi. Secara logis tentunya ada dua hal yang dapat dilakukan, yang pertama mengurangi perjalanan si Fero dan yang ke dua  melakukan modifikasi/perbaikan terhadap si Fero itu sendiri.

Untuk yang pertama tidak mungkin dilakukan karena si Fero satu-satunya alat yang bisa mengantarkan saya ketempat-tempat yang akan saya kunjungi, oleh sebab itu tidak ada pilihan lain selain melakukan modifikasi terhadap si Fero.

Keputusan me-modifikasi si Fero mengharuskan saya untuk mencari informasi tentang penyebab borosnya komsumsi BBM kendaraan bermotor. Lagi-lagi berkat bantuan mbah google akhirnya saya dapatkan beberapa penyebab pemborosan konsumsi BBM tersebut a.l :

1.    Faktor Teknis
a.  Karburator, Fungsi karburator ialah untuk :
ü  Mengatur perbandingan campuran udara dan bahan bakar.
ü  Menjadikan campuran tersebut menjadi kabut.
ü  Menambah atau mengurangi jumlah campuran sesuai dengan kecepatan dan beban motor yang berubah-ubah.
Sejak Mobil dihidupkan hingga mobil berjalan pada kondisi yang stabil, mengalami beberapa kali perubahan perbandingan campuran. Jika mobil dihidupkan dalam keadaan dingin perbandingan tersebut bahkan diperlukan 1 : 1. Kemudian sesudah hidup berubah menjadi 11,5 : 1. Untuk tenaga yang maximum perbandingan yang diperlukan sekitar 12 : 1 dan pada keadaan 80 sampai 90% kecepatan maksimum (kecepata ideal) perbandingannya ialah 16 : 1.
Pada jenis karburator yang modern, pengatur campurannya dapat bekerja secara otomatis, perbandingan campuran udara dan bensin 15 : 1. Campuran bensin dan udara yang terlalu tipis dapat mengakibatkan :
ü  Mesin lekas menjadi panas.
ü  Katup buang dapat terbakar.
ü  Pelumasan pada dinding-dinding silinder kurang baik, minyak banyak turut terbakar.
ü  Tenaga mesin berkurang
Kemudian timbul ledakan-ledakan didalam karburator sehingga dapat menimbulkan kebakaran.
Campuran bensin dan udara terlalu boros, dapat mengakibatkan :
ü  Mesin menjadi panas
ü  Gas buang berwarna hitam.
ü  Dapat menimbulkan ledakan-ledakan di dalam atau pada ujung pipa buang.
ü  Pemakaian bahan bakar terlalu boros
Lakukan penyemprotan dan pembersihan pada karburator secara rutin, agar air-fuel ratio  yang ideal dapat tercapai. Untuk kendaraan berjenis mesin fuel injection, lakukan pembersihan injektor secara teratur.
b.  Oli mesin, transmisi dan gardan, Kebanyakan pemilik kendaraan lebih mengutamakan penggantian oli mesin ketimbang oli transmisi dan oli gardan. Namun, penggantian oli transmisi dan gardan juga wajib diperhatikan, agar gesekan di komponendrive train tetap minimal sehingga kinerja mesin akan lebih ringan.

c. Knalpot  
Knalpot adalah saluran buangan gas hasil pembakaran kendaraan, Knalpot yang bocor membuat gas buang dari ruang mesin menjadi lebih banyak dan langsung daripada semestinya. Akibatnya, suara kendaraan menjadi kasar dan keras. Selain itu, knalpot bocor juga membuat mesin menghisap bensin lebih banyak ke dalam ruang pembakaran.
d. Ban
·  Ukuran Ban, mempengaruhi berat serta luasnya permukaan ban yang akan menempel di permukaan jalan, makin besar ukuran ban makin berat bobot ban dan makin luas permukaan ban yang menempel di jalan sehingga makin berat kerja mesin yang pada akhirnya memperbanyak komsumsi bbm.
·      Kondisi Ban, mempengaruhi daya cengkram ban pada jalan. Ban yang sudah aus (botak)  kurang maksimal mencengkram jalan dibandingkan dengan ban baru, sehingga memaksa mesin bekerja lebih keras agar traksi kendaraan memenuhi kebutuhan penggunaannya.
·   Tekanan Angin Ban, Banyak pemilik kendaraan yang kurang memperhatikan tekanan angin ban kendaraannya. Tekanan angin yang kurang, selain dapat menyebabkan konsumsi bahan bakar boros juga bisa meningkatkan resiko pecah ban.
e.  Kompresor AC, Water Pump dan Bearing Kompresor; Saat kompresor AC bekerja, tenaga mesin akan banyak tersita. Hal ini mungkin tidak terlalu berpengaruh bagi mesin bertenaga besar, namun untuk mesin bertenaga kecil, kinerja AC akan sangat berpengaruh pada performanya. Periksa juga bearing kompresor, alternator dan water pump, karena jika salah satunya rusak, biasanya berdampak pada beban mesin yang semakin berat.

f.  Bearing Roda,  yang bermasalah (aus) akan menimbulkan suara berdengung pada kecepatan tinggi. Hal ini bisa menyebabkan konsumsi bahan bakar yang tersedot lebih banyak, karena putaran roda yang kurang lancar.

g. Rem Bermasalah, Banyak kasus rem bermasalah terjadi saat rem tidak kembali ke posisi semula setelah diinjak. Biasanya, ini disebabkan oleh adanya korosi di dalam sistem rem. Hasilnya, kampas rem akan lebih banyak bergesekan dengan cakram atau tromol, yang menyebabkan putaran roda menjadi lebih berat dan tidak lancar. Hal ini akan membuat mesin bekerja lebih berat, dan menyedot bahan bakar lebih banyak dari semestinya.

2.   Faktor Non Teknis
 Faktor Non Teknis, lebih merupakan gaya atau prilakukan berkendaraan si pengendara, misalnya sering mempermainkan gas kendaraan atau melakukan pengereman mendadak,  dan sebaiknya  menaikkan kecepatan kendaraan tidak spontan tetapi  secara perlahan-lahan dan usahakan rpm tidak melebihi 2000 rpm.

Akhirnya beberkal pengetahuan sebagaimana diatas saya berfikir yang mungkin saya lakukan adalah memperbaiki kinerja Karburator, karena saya menganggap karburator ini lah yang paling vital dalam mengatur konsumsi BBM, hal ini juga dapat kita lihat dari perkembangan otomotive itu sendiri dimana dari tahun-ketahun untuk menaikkan efisiensi penggunaan BBM pabrikan otomotive banyak melakukan perbaikan pada pengapian kendaraan termasuk karburator.  
Feroza Maniac, ternyata tidak perlu memakan waktu lama untuk modifikasi karburator yaitu dengan mencangkok-kan karburator milik Kijang 1.5 untuk menggantikan karburator si Fero.

Jatuhnya pilihan pada Karburator Kijang 1.5 bukan tanpa alasan, hal ini saya lakukan karena karburator Kijang 1.5 langsung bisa dipasang tanpa perlu perubahan berarti (istilahnya si bule Plug and Play ) hal ini karena :
ü  Besar Cylinder (CC) antara Kijang dan Feroza lebih kurang sama yaitu 1.500 cc
ü  Tapak/dudukan Karburator Kijang 1.5 dan Feroza persis sama, sehingga tidak ada perubahan posisi/dudukan karburator.
ü  Besar Penampang atas karburator Kijang 1.5 dan Feroza yang berhubungan dengan saringan udara juga sama besar, sekali lagi tidak perlu perubahan.

Selanjutnya Feroza Maniac tentu mau tau biaya dan  hasilnya bukan.....??? silahkan baca terusss...

Hasilnya :

ü  Kondisi mesin stabil pada RPM 500 dan suara mesin lebih halus. Hidup AC RPM naik menjadi 800.
ü  Tarikan si Fero jadi lebih ringan dan lebih responsip.
ü  Konsumsi BBM sebelumnya sekitar 1:7 menjadi 1:9 , Dalkot Full AC, Ban 31”/10”
Biayanya :
ü  Biaya Pembelian Karburator KW2 Rp.550.000
ü Ongkos Pasang Rp.250.000,  Waktu pengerjaan 1/2 hari

Demikian, Smoga pengalaman ini bermanfaat...!











f